Lantunan ayat suci Alquran yang dibacakan qori Muhammad Yasser Arafat yang juga dosen UIN Sunan Kalijaga |
Saat ini, masyarakat dan netizen Indonesia sedang dihebohkan oleh sebuah berita tentang lantunan ayat Al-Qur'an dengan langgam Jawa yang dibacakan di dalam Istana Kepresidenan saat memperingati Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW kemarin (17/5).
Namun apa sih penyebabnya mengapa menjadi heboh?
Menurut pengamatan saya. yang menjadi heboh adalah karena cara baca al-Quran seperti yang dilakukan qari tersebut mengikuti gaya
macapat, terutama tembang mijil.
Tembang macapat-mijil, merupakan salah
satu jenis irama lagu bagi masyarakat Jawa. Tidak jauh berbeda dengan
irama dangdut, pop, jazz, dst. Hanya saja, mengingat irama ini lebih
terikat dengan kedaerahan, penyebarannya tidak lebih luas dibanding
irama yang lain. Dan sedikit aneh ketika tempat macapat mijil di bawakan bersama Ayat Suci Al-Qur'an.
Selain itu, banyak netizen beranggapan kalau gaya Langgam Jawa yang dibacakan bersama ayat Al-Qur'an tersebut dikhawatirkan dapat merusak kaidah tajwid dalam rangka mengikuti irama macapat. Dan sangat jelas, qari tersebut membaca dengan irama lagu, bukan
karena bawaan asli cara dia membaca al-Quran. Kita bisa melihat sangat
jelas, kesan dipanjang-panjangkan.
Namun mengenai bagaimana hukum membaca Al-Qur’an dengan Langgam Jawa,
saya tidak bisa berkomentar. Karena bukan kapasitas saya untuk membahas
itu. Saya tidak mempunyai banyak ilmu di bidang itu. Silahkan anda bisa tanyakan itu kepada para ulama.
Berikut komentar beberapa netizen yang saya ambil dari komentar situs youtube.
" Comment gue...hmmm....jangan nyalahkan atau membenarkan....rasanya masih banyak negatifnya....alasan umumnya tidak wajar atau menyalahi nada /lagu yg sudah disepakati ulama dunia.....hmmm ..lalu gimana dg nada sinden.........hmmm..bisa juga gimana dg pop,rock,keroncong......atau dg nada anak anak.....my point final is .....totaly wrong.....sbg orang jawa saya sangat bangga dg sinden,wayang,campursari....tapi mengotak atik al quran dg tidak mendapt hati ulama dunia....wow......woi jokowi ....ada dg dengan program nyelened dlm pemeribtahan anda...."
Seyogyanya ketika kita mendengan lantunan ayat Al Qur'an hati menjadi tenang.. Tetapi ini...malah menjadi perdebatan..!! itu artinya, baca Qur'an dgn style ini mengandung mudharat...baca lah Al Qur'an dengan lagu Arab..maka orang2 tidak akan ada yg protes..jgn seperti ini..!! dan aku, orang Sumatera sama sekali tidak bisa menikmatinya..
Apakah cocok dg tajwidnya, tinggi rendah dan panjang pendeknya bacaan, bukankah kalau tidak sesuai tajwid sangat berbahaya karena bisa berobah tafsirnya ?
Klo hal ini didiamkan, gimana klo tiap daerah menggunakan lagam mereka masing2, kan kacau..lama2 lagam dangdut dan rock di pake juga..knp jadi begini negeriku
ReplyDelete