Deby Susanto, Praven Jordan dan Liliyana Natsir |
Hari ini (13/5) pada pertandingan ke dua di ajang Sudirman Cup, Indonesia akhirnya menjadi juara grup di grup C dan sang runner up grup adalah denmark. Meskipun begitu, saya ingin meriview jalanya pertandingan antara Praven Jordan/ Deby Susanto melawan pasangan dadakan Denmark Mads Pieler Kolding/ Sara Thygesen yang akhirnya harus membuat mereka menyerah 3 set 9-21 21-17 21-11.
Pada Game 1, pasangan Praven Jordan/ Deby Susanto bermain sangat meyakinkan, bola taktis, smash cemerlang Praven dan cegatan depan net Deby membuat mereka bermain sangat taktis dan cepat. Ditambah lagi eror yang bejibun dari pasangan Denmark sendiri terutama Mads Pieler Kolding membuat set 1 dengan mudah dikuasai oleh Praven dan Deby. 9-21 untuk kemenangan Praven/ Deby.
Masuk ke game ke 2 permaian berlangsung sangat alot dan ketat. Kejar mengejar bola dilakukan oleh ke dua pasangan. Baik dari Praven Jordan/ Deby Susanto dan pasangan Mads Pieler Kolding/ Sara Thygesen bermain lebih bersih dan hati-hati. Karena perolehan angka sangat ketat, maka satu angka pun sangat berpengaruh bagi mereka.
Tetapi siapa sangka, saat perolehan angka 16-16 pada set kedua, menjadi titik paling berpengaruh pada pasangan Praven/ Deby. Setelah pukulan pasangan Deby/ Praven dinyatakan masuk oleh hakim garis, pasangan Denmark protes karena bola jatuh sangat tipis dipinggir garis. Namun akhirnya Deby meminta Challenge dan setelah tayangan diputar nampak bola pukulan Deby masuk ke lapangan meskipun tipis sekali.
Namun anehnya, saat Deby Susanto meminta Challenge kepada wasit, angka yang tadinya 17-16 (karna pukulan Deby tadi nyatanya masuk, dan hakim garis pun menyatakan masuk) oleh wasit diubah kembali ke angka 16-16.
Deby Susanto pun beberapa kali menyatakan protesnya kepada wasit, tetapi sepertinya wasit salah menanggapi protesan Deby itu. Hingga akhirnya permainan Deby pun menurun drastis, eror yang dilakukan Deby beruntun yang akhirnya game ke 2 dibungkus oleh pasangan Denmark 21-17.
Saat akan memasuki set 3, Om Rexy Mainaky sebagai pelatih pun ikut protes kepada wasit dengan mengahadap ke wasit tetapi seperti biasanya wasit pun pada pendirianya.
Atas kejadian tersebut, pada set ke tiga pasangan Praven/ Deby bermain ancur-ancuran sekali, terlihat kalau mereka selalu miss komunikasi. Ditambah lagi setelah akhir set ke dua Deby yang banyak erornya kali ini dari awal set ke tiga justru Praven-lah yang banyak sekali erornya, mulai dari bola out, smash nyangkut sampai kontrol bola yang jelek.
Dan yang paling bikin kesel ekspresi mimik muka mereka, baik dari Deby dan Praven sudah tidak enak sekali disaksikan oleh penggemar bulutangkis yang sudah dibela-belain menggunakan Live Streaming karena tidak ada satupun televisi Indonesia yang mau menayangkan pagelaran Sudirman Cup 2015.
Terlihat kalau Deby Susanto tidak sekalipun menengok ke arah belakang atau sekedar menasehati Praven Jordan seperti biasanya, sedangkan mimik muka Praven terlihat manyun dan masam karena sampai angka terakhir pun Praven selalu membuang poin scara suka rela untuk pasangan Denmark.
Angka terakhir pada pertandingan tersebut ditutup dengan pengembalian bola depan net oleh pasangan Denmark yang hanya bisa di liatin oleh Praven saja tanpa bisa disentuh, 21-11 set ke tiga dibungus oleh pasangan Denmark Mads Pieler Kolding/ Sara Thygesen.
Meskipun Praven/ Deby kalah, tetapi Indonesia berhasil masuk babak QF karena menang 3-2 atas Denmark pada pertandingan hari ini.
0 Response to "Praven Jordan/ Deby Susanto di Sudirman Cup 2015"
Post a Comment